• Home
  • News
  • Education
    • Tutorial
    • Theory
    • Lectures
    • Fabrication Series
    • Parametric Series
  • Research and Innovation
    • Portfolio
    • On-going Research
  • Publication
  • Events
  • Profile
    • Background
    • Vision
    • Mission
    • Our Team
  • Contact Us
Universitas Gadjah Mada KANAL ILMU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
MENARA ILMU ARSITEKTUR PARAMETRIK
  • Home
  • News
  • Education
    • Tutorial
    • Theory
    • Lectures
    • Fabrication Series
      • Fabrication Series: Fabricated Wall
      • Fabrication Series: Dynamic Ceiling
      • Fabrication Series: Light in the Tunnel
      • Fabrication Series: TAK LELO LELOLALEDUNG
      • Fabrication Series: Bloomenheimer
      • Fabrication Series: E’LALANG
      • Fabrication Series: G O – B L O K E S
    • Parametric Series
  • Research and Innovation
    • Portfolio
    • On-going Research
  • Publication
  • Events
  • Profile
    • Background
    • Vision
    • Mission
    • Our Team
      • Active Members
      • Past Collaborators
      • Interns – Batch 1
      • Interns – Batch 2
  • Contact Us

Virtual World DTAP phase #1

HomeOn-going Research Wednesday, 4 December 2024

[drawattention]

Fabrication Series: Fabricated Wall

EducationFabrication Series Monday, 22 January 2024

Concept

Fabricated wall ini menciptakan sebuah bidang dan ruang yang interaktif terdiri dari rangka serta lapisan membran yang digerakkan oleh semacam piston. Ujung piston mendorong bagian membran sehingga membran menjadi tertekan. Sudut piston yang berbeda-beda memberikan tekanan yang berbeda terhadap membran. Hal ini kemudian memberikan variasi bentuk pada membran.

  1. Sistem ini dapat bergerak apabila diberi input berupa suara. Kemudian suara inilah yang menjadi parameter utama.
  2. Input suara akan ditangkap oleh sound sensory. Kemudian input suara ini digunakan untuk menggerakkan servo.
  3. Servo yang bergerak tadi akan menggerakkan kawat dengan gerakan memutar dan membuat batangan di depannya bergerak maju mundur. Hal ini yang kemudian menciptakan efek dorong dan tarik pada membran.

 

System

Untuk memberikan variasi tekanan pada membran, maka hal ini bergantung pada sudut rotasinya. Sudut 180 derajat memberikan tekanan paling maksimal.

 

https://dorxlab.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/348/2024/01/Video-Mekanisme.mp4

Fabrication Series: G O – B L O K E S

Education Monday, 22 January 2024

KONSEP DAN FUNGSI

Go-Blokes merupakan gabungan dari kata “Go” yang merupakan sebuah ungakapan perintah untuk menjalankan sistem dan “Blokes” singkatan dari “Blooming Snowflakes” merupakan sebuah atraksi memukau dari formasi 7 buah salju yang bermekaran.

Salju yang bermekaran menggambarkan rasa bahagia sebagaimana yang dirasakan ketika salju turun. Rasa bahagia itu ingin kami sampaikan kepada para pejalan yang sedang melintas, terutama di daerah yang tidak dituruni salju. Adanya atraksi salju ini untuk menyambut musim salju di negara barat dan sebagai informan bahwa salju sedang turun di belahan bumi yang lain.

Ungkapan “Go!” yang diucapkan agar sistem berjalan dapat menyalurkan rasa euphoria untuk menyambut salju.

 

LOGIKA DESAIN

Sensor yang mendeteksi adanya pergerakan mendorong servo untuk menggerakkan rol yang terpasang pada bagian belakang, rol yang bergerak kemudian bergerak menarik bagian “snowflakes” untuk membuka dan menguncup. dan bagian bintang pun dapat membuka dan menutup sesuai stimulus yang ada.

 

TRANSFORMASI DESAIN

Fabrication Series: Dynamic Ceiling

Education Monday, 22 January 2024

In pursuit of a more expressive space

Plafon yang terbentuk dari fabrikasi form yang digantung. Setiap langkah dalam lingkup ruang memberikan arti tersendiri bagi user maupun gerak plafon itu sendiri. Hal ini yang akan menciptakan rasa ruang baru sebagai bentuk pengalaman ruang yang lebih ekspresif dari biasanya.

 

Konsep dan Fungsi Rancangan

The Value of Human Existence

Ruang yang umumnya ditandai sebagai tempat dengan dinding-dinding pembatas, dalam karya ini ditunjukkan bahwa keberadaan ruang dan rasa ruang dapat dibentuk meski hanya dari sebuah plafon (batas atas). Kehadiran manusia mampu membuat ruang lebih hidup. Hal ini diwujudkan melalui penggunaan sensor manusia sebagai penggerak bidang atas tersebut sehingga tercipta ruang baru yang dinamis.

 

Logika Desain dan Parameter Penyusun

Desain berupa beban bandul yang dijarakkan dengan satu sama lain, disambung dengan benang menuju satu titik di atas mereka. Satu titik ini akan menarik semua tali beban bandul sesuai dengan posisi titik tersebut; semakin jauh suatu posisi bandul dengan titik penarik, akan semakin tertarik ke atas. Dengan logika ini, bila titik tersebut digerakkan dengan berputar mengikuti jalur lingkaran, beban bandul akan menciptakan pergerakan naik-turun yang bergelombang.

Pada desain ini, terdapat dua state; dormant, bila tidak terdapat manusia di bawah makan titik penarik tidak akan terjadi pergerakan, dan aktif, yang ketika terdeteksi kehadiran manusia di bawahnya akan mengaktifkan pergerakan tali tersebut.

 

Reverse Mechanic

Untuk mencegah tali melilit setelah memutar, diperlukan suatu mekanisme yang dapat memutar arah rotasi titik ke arah sebaliknya dari arah gerakan. Layer ketiga merupakan bidang yang dilengkapi gerigi yang didesain untuk berinteraksi dengan bearing yang menjadi titik kumpul tali, mengimitasi cara kerja gear internal.

 

Proses Perancangan

Diawali dengan penentuan parameter. Parameter tersebut berupa jarak beban akan tertarik, dan jarak antara manusia dengan objek kami. Jarak antara manusia akan menentukan state keaktifan desain kami, dengan jarak tertentu maka akan menyalakan pergerakan naik-turun beban bandul.

Kami menentukan untuk menggunakan satu titik bergerak secara radial untuk menarik beban-beban bandul. Dengan begitu, efek “gelombang” yang kami incar akan termunculkan sendiri karena jarak tarik ditentukan dari jarak antara titik beban bandul dengan titik penggerak. Keseluruhan desain akhir dibagi menjadi empat area, dengan empat titik penggerak yang menarik masing-masing 16 beban bandul. Setelah itu, kami melanjutkan perancangan prototype yang bertujuan untuk menyimulasikan satu area dari desain kami dengan skala yang lebih kecil.

Prototype menggunakan triplek sebagai sebagian besar materialnya, dan 3D printing untuk detil sambungan beberapa bagian. Dengan prototype ini kami dapat menentukan desain detil sambungan pada servo, pengikat tali bandul, sambungan antara setiap layer dengan frame, dan secara garis besar bagaimana gerakan bandul.

Fabrication Series: E’LALANG

Education Wednesday, 17 January 2024

A Touch for Warmth-Filled Spaces

 

KONSEP

Sebuah materialisasi pengalaman dari kenangan masa kecil, di mana kenangan bermain di antara hamparan ilalang kembali hidup. Kami menggambarkannya melalui instalasi E’Lalang, dengan tujuan untuk meresapi kembali momen tersebut. E’lalang adalah instalasi yang memiliki prototipe berupa 48 baling-baling tersebar di 6 tiang yang berbeda, merepresentasikan keberadaan ilalang itu sendiri. Setiap tiang memiliki 8 pasang modul baling-baling dengan ukuran yang beragam. Pengguna hanya perlu menyentuh salah satu bagian dari instalasi ini dan keseluruhan struktur akan bergerak harmonis sesuai arah gaya yang diterima. Instalasi ini dibuat tanpa mesin bermotor, dimana penggerak utamanya adalah sentuhan dari pengguna (sesuai dengan konsep ilalang). Sentuhan/dorongan dari pengguna tadi akan menimbulkan gaya kinetik yang memutar baling-baling, gerakan (putaran) ini akan ditransmisikan ke bilah baling-baling dibawahnya melalui benang yang menghubungkan seluruh bilah baling-baling. Nantinya baling-baling akan terus bergerak harmonis satu sama lainnya sampai akhirnya berhenti kembali karena gaya gesek.

Fabrication Series: Bloomenheimer

Education Wednesday, 17 January 2024

Konsep bentuk

Instalasi ini merangkul konsep keindahan dinamis dalam proses mekar bunga, mengintegrasikan elemen-elemen setengah bola yang mengadopsi sistem Hoberman yang unik. Setiap elemen setengah bola, berfungsi sebagai petal imajiner, diatur dalam susunan simetris yang memungkinkan penggunaan sistem Hoberman untuk mengontrol perubahan bentuknya. Saat sistem Hoberman diperluas, elemen-elemen setengah bola secara perlahan mengembang, menciptakan ilusi perlahan mekar seperti kelopak bunga yang sedang mengembangkan keindahannya. Sebaliknya, ketika sistem Hoberman dikontraksikan, elemenelemen setengah bola berkumpul harmonis, menciptakan momen keseimbangan yang memikat. Instalasi ini bukan hanya menciptakan pengalaman visual yang unik, tetapi juga meresapkan ke dalamnya makna filosofis tentang perubahan dan keindahan dalam setiap tahap kehidupan, seperti proses mekar bunga yang tidak pernah berhenti untuk menginspirasi.

Mekanisme Hoberman

Mekanisme Hoberman, atau hubungan Hoberman, adalah mekanisme yang dapat digunakan yang mengubah gerakan linier menjadi gerakan radial. Mekanisme Hoberman terbuat dari dua batang bergerigi berlekuk yang dihubungkan pada titik pusat oleh sambungan revolute, membuatnya bergerak seperti mekanisme gunting (Figure 1). Beberapa penghubung ini dapat disambungkan bersama di ujung batang berlekuk dengan lebih banyak sambungan revolute, mengembang secara radial untuk membuat mekanisme berbentuk lingkaran. Mekanisme ini disebut GAE (generalize angulated element) di mana kurva penggandeng adalah garis lurus radial. Hal ini memungkinkan mekanisme Hoberman bekerja dalam satu derajat keleluasaan, yang berarti mekanisme ini merupakan mekanisme yang terlalu terbatas karena rumus mobilitas memperkirakan bahwa mekanisme ini memiliki derajat keleluasaan yang lebih kecil dari yang sebenarnya, karena mekanisme ini memiliki lebih banyak derajat keleluasaan dari yang diperkirakan oleh rumus mobilitas.

  • Mekanisme seperti gunting
    Bola dibuat dengan menggunakan jaringan komponen seperti gunting yang saling terhubung. Komponen-komponen ini biasanya terdiri dari batang berengsel atau penyangga.
  • Engsel dan sambungan
    Setiap batang atau penyangga dalam struktur dihubungkan dengan engsel atau sambungan. Sambungan ini memungkinkan fleksibilitas dan pergerakan, sehingga memungkinkan bola untuk mengubah ukurannya.
  • Ekspansi dan Penyusutan
    Karakteristik utama bola Hoberman adalah kemampuannya untuk mengembang dan menyusut. Ketika bola ditarik atau dimanipulasi pada titik-titik tertentu, komponen seperti gunting bergerak dengan cara yang terkoordinasi.
  • Desain Simetris
    Susunan komponen berengsel didesain untuk mempertahankan simetri selama proses ekspansi dan kontraksi. Hal ini memastikan bahwa bola tetap mempertahankan bentuk bola secara keseluruhan saat ukurannya berubah.
  • Elastisitas dan Tegangan
    Bahan yang digunakan dalam struktur bola, serta tegangan yang diterapkan pada titik-titik tertentu, berkontribusi pada elastisitas struktur. Elastisitas ini memungkinkan bola bertransisi secara mulus antara keadaan mengembang dan mengempis.

Mekanisme Hoberman sendiri sering dikaitkan dengan Chuck Hoberman, seorang seniman dan insinyur yang dikenal dengan desain inovatifnya, termasuk bola Hoberman. Bola adalah struktur yang dapat dilipat dan mengembang yang terdiri dari komponen-komponen seperti gunting berengsel. Ketika bola ditarik atau didorong pada titik-titik tertentu, komponen-komponen ini bergerak, menyebabkan struktur mengembang atau menyusut dengan lancar.

Fabrication Series: TAK LELO LELOLALEDUNG

Education Wednesday, 17 January 2024

Apakah anda pernah membayangkan apabila hidup ini diiringi sebuah musik layaknya film?

Latar Belakang

Kawasan perkotaan yang padat dengan kendaraan bermotor menyebabkan polusi suara marak terjadi. Tempat-tempat publik yang seharusnya digunakan masyarakat sebagai tempat “refreshing/pelarian” juga masih tercemar polusi suara. Suara yang tidak diinginkan (kebisingan) menjadi problem. Permasalahan dimana tempat-tempat publik yang sepi sering juga terjadi karena kurangnya “sesuatu yang atraktif.”

Fungsi

Terciptalah ide untuk membuat suatu instalasi semacam koridor yang juga berfungsi sebagai soundscape. Konsep yang diterapkan serupa dengan konsep alat musik senar untuk menghasilkan suara namun dalam skala yang lebih besar.

Struktur

Struktur rangka utama dibuat dari bambu. Bambu yang digunakan memiliki diameter 5 cm dan disusun berupa rangka portal. Struktur ini memiliki panjang 240 cm dengan tinggi 220 cm dan lebar 80 cm, sehingga cukup untuk manusia biasa gunakan. Rangka ini terdiri dari 3 bagian: Ring atas, Tiang Vertikal, dan Ring Bawah.

Ring bawah berfungsi untuk memegangi sistem pijakan. Tiang vertikal berfungsi untuk menahan mekanisme bunyi. Ring atas berfungsi untuk menstabilkan sistem. Ring atas dikakukan oleh bracing yang terbuat dari bilah bambu.

Sambungan yang digunakan kebanyakan adalah sambungan asdrat dan sambungan ikat. Sambungan asdrat dilakukan dengan melubangi bambu dan memasukkan long drat ke dalam lubang yang lalu diberi mur. Sambungan ikat digunakan di bagian ring atas.

Mekanisme

Mekanisme dibuat untuk menyerupai mekanisme yang ada pada tuts piano, yang bergerak menghasilkan bunyi ketika tuts ditekan. Namun pada karya ini, bunyi akan dihasilkan ketika tuts dilepas.

Mekanisme terbuat dari dua bagian: Bagian Palu dan Pijakan. Bagian palu adalah bagian penting yang berinteraksi dengan pipa pvc untuk menghasilkan bunyi. Palu ini terdiri dari beberapa bagian, spon ati sebagai material palunya, jeruji besi sebagai lengan palunya, mekanisme kepala yang diproduksi dengan 3d print merupakan bagian yang menggerakkan palu. Lalu ada juga mekanisme badan yang memegangi mekanisme kepala. Mekanisme kepala terhubung dengan tali nylon yang menghubungkan antara palu dan pijakan.

Ketika pijakan turun, palu akan mengangkat dan ketika pijakan naik (dilepaskan) palu akan terjatuh dan memukul pipa yang berfungsi menjadi media utama penghasil bunyi.

Mekanisme pijakan cukup sederhana. Kami hanya memerlukan pijakan yang dapat naik kembali, sehingga dapat mengembalikan posisi palu. Pijakan terbuat dari kayu dan terpasang pada sebuah bambu penekan yang diselimuti oleh spon ati. Sistem penekan ini akan menekan per yang ada dalam suatu vessel pipa pvc. Vessel ini ditahan ke rangka bawah menggunakan angkur alumunium dan ring bawah ke sebuah plat kayu yang dipasangkan ke struktur ring bawah.

Fabrication Series: Light in the Tunnel

Education Wednesday, 17 January 2024

Light in the tunnel stems from the fantasy of portals and the fun of lightbending. Aside from the cool effects lighting can have, there’s also an aim to get the most of the experience through all senses possible. Hence the idea of a bridge going down and back up whenever stepped on intrigued the team to explore it. Light in the tunnel is a kinetic installation with sensors that respond to pressure. Every time people step inside, the installation will open wider and lights will illuminate the portal, creating a tunnel light like experience.

The team first made a prototype with one main base structure and one fiberglass binder at the top. Upon making the model in real life, some adjustments are made to ensure safety and stability of the installation.

The base system consist of main structure, supporting structure, and functional part. The main structure consist of PVC pipes, bamboo segments, and springs to create a dynamic experience of going up and down. There are 2 main structure for each segments to stabilize the step. Bamboo slats are used as the flooring people step on. The supporting structure is the side structure that consist of bamboo segments, metal hinge, bamboo slats, and aluminum pipe. The top bamboo segments connected to the hinge also serve a functional purpose as light sockets.

Base System

The overhead structure consist of fiberglass, aluminum pipe, and 3D printed joints. The Aluminum pipe holds each system as a rigid overhead frame connected to fiberglass as the wall. The fiberglass were also used to connect each individual system whilst creating a flexible structure so dynamic movements will not cause the joint to break.

The lights on the fiber part that covers the installation and the bamboo on the footing system will light up when stepped on or pressured. This system works on each module separately so that the lights will turn on alternately whenever someone passes by.

As structurally safe as it is, going through the installation is still a challenge for some people as they fear the dynamic footing. It’s like going on a rollercoaster ride to test your bravery. But fear not! Here are some guides to help you safely experience the installation to the fullest:

  1. Pray, relax your mind and body
  2. Keep calm and place one foot on the foot sticker to turn on the lights
  3. Be sure and slow, going in a hurry may cause unwanted incident

Overall, it’s a fun experience and a great photo spot.

Simulation

HIBAH PROTOTYPING : Cloud of the Puppeteer

HomeNewsOn-going ResearchResearch and Innovation Tuesday, 15 November 2022

 

Let us imagine a puppeteer controlling string puppets or marionettes. Let us imagine how the puppeteer’s fingers, through strings invisible to the audience, make the puppets move and dance on the stage. The twist? Our puppeteer is not playing puppets: What we find at the ends of the strings is a cloud–or, at least, an interpretation of clouds at best. Using fingers, the puppeteer is trying to imitate how clouds always move and change, wandering the sky with appearances which can never be same at every step.

That is what this installation is trying to say. Twelve strips of ribbons hung above–or at least precisely at–the height of the visitors, are interpretation of “cloud”, one of the “architecture in nature” representing canopy, spatial element in a horizontal form and located “above”. (Even the color of the ribbons–mauve–can be perceived as an effort to grasp the nuances of clouds at dusk).

The ribbons are attached to twelve pieces of strings not unlike the ones for marionettes; yet the upper ends of the strings are attached to twelve levers turned by servo motors. It can be said that these twelve levers act as “fingers” setting the canopy of “cloud” in motion. This “cloud” of ribbons will move and change its pattern according to the movements of the visitors below. These strips of ribbons will be elevated slowly and gradually in a billowing motion which is expected to recall the caravan of real clouds, based on the position of the visitor along the trip within the installation. This is made possible by a sensor capturing the changes of the visitors’ positions relative to the sensor. The input received will then be processed using certain algorithm which in turn producing the command in the form of pattern to set the servo motors, levers, strings, and finally the ribbons in motion. In other words, it is the motions of the visitors which trigger the motions of the installation.

And that is the difference between our installation and the string puppet theatre serving as the inspiration: A visitor will enjoy the kinetic show of the installation, but in doing so, the visitor must take an active role. The visitor must move; only after that that the installation will respond. It is the visitor who pulls the strings. The visitor is both the audience and the puppeteer.

Cloud of the Puppeteer is a sibling and follow-up of a previous similar project: String of Nature. Both are responsive architectural installation: dynamic, not static architecture changing, responding, and adapting the form based on the stimuli or acts by the users. While String of Nature is an exploration in terms of vertical architectural elements, Cloud of the Puppeteers is a play on horizontal elements.

Try it; be both the audience and the puppeteer.

EXHIBITION: Dorxlab Gallery di Pameran Visitasi KAAB

EventsNews Wednesday, 9 November 2022

Girl in a jacket

TERBUKA UNTUK UMUM! • Setelah melalui penilaian akreditasi selama empat hari, Pameran Visitasi KAAB kini terbuka untuk umum.

Kunjungi Dorxlab Gallery:

🗓️ 10-17 November 2022 (closed on Saturday & Sunday)
🕗 08.00 – 15.30 WIB
📍Lt. 1 Sayap Timur, Departemen Teknik Arsitektur & Perencanaan UGM

#dorxlab
#architectureugm

123…8

Recent Posts

  • Virtual World DTAP phase #1
  • Fabrication Series: Fabricated Wall
  • Fabrication Series: G O – B L O K E S
  • Fabrication Series: Dynamic Ceiling
  • Fabrication Series: E’LALANG
Universitas Gadjah Mada

dorxlab kitchen:

Department of Architecture and Planning

Faculty of Engineering

Universitas Gadjah Mada

© dorxlab | Universitas Gadjah Mada | 2022

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY