Let us imagine a puppeteer controlling string puppets or marionettes. Let us imagine how the puppeteer’s fingers, through strings invisible to the audience, make the puppets move and dance on the stage. The twist? Our puppeteer is not playing puppets: What we find at the ends of the strings is a cloud–or, at least, an interpretation of clouds at best. Using fingers, the puppeteer is trying to imitate how clouds always move and change, wandering the sky with appearances which can never be same at every step.
Home
Journal title : Effectiveness of adaptive façade with helicon mechanisms on energy values and natural lighting in Indonesia
Model prototipe Hive Responsive Wall berukuran 64 cm x 6,5 cm x 48,75 cm, dengan total 18 modul heksagonal (red: Hive) bersama dengan bilah-bilah melingkar ganda. Maket model dibuat dengan memanfaatkan 3D printer dan menggunakan bahan PLA+. Setial Hive menggunakan sambungan takik (kunci melingkar) untuk menjaga setiap modul tetap di tempatnya. Sedangkan untuk gerakan responsif, tiga servo dipasang pada box servo, yang ditempatkan pada setiap tiga modul Hive, untuk melakukan gerakan melingkar pada setiap slat. Selanjutnya, sensor iluminansi dipasang pada setiap motor servo untuk memeriksa iluminasi. Sensor ini juga yang kemudian memberikan sinyal input untuk servo. Data illuminasi yang ditangkap oleh sensor dikirimkan ke multiplexer yang memiliki 16 channels. Arduino akan memproses data ini, kemudian mengirimkan sinyal kepada servo untuk menggerakkannya sesuai pemetaan dan pemrograman yang telah disiapkan sebelumnya.
Journal title : A Modular Interlocking Element for Material-Efficient Stereotomy Construction
Seperti pada kerai kinetik otomatis lainnya, tindakan meningkatkan kinerja bangunan dengan mempersempit fenestrasi berdampak pada penurunan kenyamanan visual dalam ruangan. Secara hipotetis, visibilitas dalam ruangan dapat ditingkatkan dengan terus-menerus menggerakkan tirai, sambil tetap mempertahankan konsumsi energi bangunan. Jenis pengembangan Sudare ini disebut Buzzing Sudare.
Journal title: The Comparison of Device Material of Sliding Sudare Using a Prototyping Method
Pada hibah penelitian dosen di DTAP tahun 2019, telah dilakukan simulasi dan penelitian terhadap kondisi termal di area Kota Baru. Adapun rangkuman dari hasil simulasi dan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Pada hibah penelitian dosen di DTAP tahun 2019, telah dilakukan simulasi dan penelitian terhadap kondisi termal di area Kota Baru. Adapun rangkuman dari hasil simulasi dan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Improvisasi kontrol pada percobaan sebelumnya (red: Parametric Facade) berangkat dari ide pada perbedaan jarak antara bilah-bilah pada Sudare yang berpengaruh pada tingkat visibility di dalam ruangan. Pengunaan desain parametrik untuk mengatur jarak antara bilah-bilah pada Sudare, masih perlu meminimalisasi pergerakan dari bilah-bilah Sudare, juga agar lebih praktikal pada implementasinya pada bangunan. Ukuran bilah-bilah Sudare harus berdiameter kecil tetapi harus tetap dapat dikendalikan dengan mudah. Satu ide akhir yang kemudian dirasa memenuhi semua kriteria di atas adalah penggunaan teknis dari pintu geser yang pada umumnya digunakan di rumah-rumah tradisional di Jepang. Model yang telah mengalami improvisasi ini kemudia dinamakan Sliding Sudare.
Parametric façade merupakan prototype fasad parametrik dalam bentuk ruangan berskala 1:100 yang dilengkapi dengan jendela kaca dan double skin façade. Double skin façade ini dirancang dengan metode desain parametric dengan tujuan eksplorasi desain kreatif untuk menghasilkan variasi desain kulit bangunan yang sangat luas dan hampir tidak terbatas, guna menjawab keresahan masyarakat pada umumnya dan arsitek pada khusunya mengenai aturan selubung bangunan yang dianggap terlalu membatasi.