Improvisasi kontrol pada percobaan sebelumnya (red: Parametric Facade) berangkat dari ide pada perbedaan jarak antara bilah-bilah pada Sudare yang berpengaruh pada tingkat visibility di dalam ruangan. Pengunaan desain parametrik untuk mengatur jarak antara bilah-bilah pada Sudare, masih perlu meminimalisasi pergerakan dari bilah-bilah Sudare, juga agar lebih praktikal pada implementasinya pada bangunan. Ukuran bilah-bilah Sudare harus berdiameter kecil tetapi harus tetap dapat dikendalikan dengan mudah. Satu ide akhir yang kemudian dirasa memenuhi semua kriteria di atas adalah penggunaan teknis dari pintu geser yang pada umumnya digunakan di rumah-rumah tradisional di Jepang. Model yang telah mengalami improvisasi ini kemudia dinamakan Sliding Sudare.
Model prototype merupakan tahapan pengembangan penelitian ke arah selanjutnya; menciptakan fasad kinetik yang responsif terhadap perubahan yang ada di lingkungan. Penelitian terbaru mengenai fasad kinetik menunjukkan kemampuan optimasi fungsi fasad dalam menekan konsumsi energi pada bangunan. Ide dalam penelitian dan model prototyping ini adalah menggunakan sensor cahaya untuk mengetahui seberapa besar bukaan Sliding Sudare yang diperlukan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dengan tingginya tingkat iluminasi ruangan yang terjadi pada kulminasi matahari dan solar radiation, jarak bilah-bilah Sudare masih tetap memungkinkan terjadinya visibility yang tinggi. Mengurangi jarak bilah-bilah Sudare juga dapat dikatakan semakin memaksimalkan kapasitas shading dari Sliding Sudare. Sensor akan mengaktifkan microcontroler untuk menghidupkan motor yang menggerakkan lapisan pertama dan terluar dari Sliding Sudare. Yang juga ikut menggerakkan lapisan terdalam. Lapisan tengah tidak digerakkan karena merupakan komponen utama yang terhubungn dengan rangka dan menempel pada rangka jendela.
Fungsi pembuatan model prototype ini juga digunakan untuk mengukur feasibility dan mengevaluasi kinerja dari desain. Pada proses ini penting untuk meningkatkan desain dengan mengurangi berbagai masalah teknis yang terjadi pada produk. Printer 3D digunakan untuk mencetak lapisan-lapisan pada Sliding Sudare yang kemudian dapat dirangkai dengan mudah bersama rangka serta diuji mekanisme kinetiknya. Pada model prototype ini, rangka adalah penghubung lapisan-lapisan Sliding Sudare dengan jendela dan rangka jendela. Pada rangka ini juga terpasang roller untuk pulley. Benang Nilon menghubungkan dan menarik lapisan pertama dan ketiga, diatur oleh gerak tuas di sisi dalam jendela. Sisten respon otomatis bekerja dengan adanya perubahan tingkat illuminance dan/atau radiasi solar dari lingkungan luar. Illuminance sensor yang diletakkan di kondisi luar mengukur tingkat illuminance dan nilainya dikirim ke microcontroller (Arduino). berdasarkan nilai illuminance meter, Arduino akan mengontrol servo untuk berotasi dan menggerakan Sliding Sudare, mengubah posisi keterbukaan sudare. Pergerakan Sliding Sudare ini kemudian dapat dikontrol dengan menggunakan timer untuk mengatur jadwal perubahannya.