Parametric façade merupakan prototype fasad parametrik dalam bentuk ruangan berskala 1:100 yang dilengkapi dengan jendela kaca dan double skin façade. Double skin façade ini dirancang dengan metode desain parametric dengan tujuan eksplorasi desain kreatif untuk menghasilkan variasi desain kulit bangunan yang sangat luas dan hampir tidak terbatas, guna menjawab keresahan masyarakat pada umumnya dan arsitek pada khusunya mengenai aturan selubung bangunan yang dianggap terlalu membatasi.
Pada prototype ini, aturan selubung bangunan yang dijadikan acuan adalah pembatasan Windows to Wall Ratio (WWR) sebesar 40% dengan variasi yang dihasilkan dibatasi menjadi 15 variasi desain. 15 variasi desain yang digunakan tahap ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok desain beradasarkan dari bentuk awal/bentuk dasar geomteri yang dipilih; yaitu (1) lingkaran, (2) segitiga, dan (3) segienam. Kemudian, dalam masing-masing kelompok geometri tersebut, dikembangkan lagi 5 alternaif yang keseluruhannya memiliki proporsi void : solid yang sama yaitu 4 : 6. 5 variasi tersebut dibedakan berdasarkan tingkat distribusi/pemerataan bukaan pada permukaan fasad dengan menggunakan sistem grid: (1) 1 x 1, (2) 1 x 2, (3) 4 x 4, (4) 9 x 9, dan (5) 15 x 15. Ukuran ruang dalam yang disimulasikan menggunakan prototipe adalah 1.9 x 2.25 x 2.86 meter dengan skala 1:100, sehingga ukuran prototipe adalah 192 x 225 x 286,5 mm. Material yang digunakan dalam prototipe adalah plywood dengan ketebalan 3 mm. metode prototyping yang digunakan adalah rapid prototyping dengan menggunakan laser cutting. Plywood ini digunakan untuk memodelkan dinding atau material solid lain dari bangunan. Sedangkan arkirlik bening dengan ketebalan 3 mm digunakan untuk memodelkan kaca jendela.
Sistem prototype yang digunakan adalah plug-and-play. Sistem ini memungkinkan komponen-komponen model untuk diganti-ganti dengan mudah sehingga ketika digunakan sebagai media pembelajaran, sangat memungkinkan adanya penggunaan yang berkelanjutan ketika terdapat pengembangan desain fasad lain oleh peserta pembelajaran. Selain untuk menunjukkan berbagai variasi yang ada, prototype ini juga dirancang untuk mampu menjadi media pembelajaran yang dapat menunjukkan pengaruh desain bukaan bangunan terhadap kenyamanan visual ruang dalam. Secara teknis, keberadaan kamera memungkin-
kan pengguna untuk meninjau kondisi visual ruangan yang menggunakan variasi fasad berbeda-beda bukan hanya dari bagian luar (exterior) tapi juga dari bagian dalam (interior). Kamera yang digunakan adalah web cam yang dihubungkan dengan sebuah microcontroller berupa Arduiono Uno. Arduino ini memungkinkan adanya streaming video dari web cam ke komputer pengguna secara real time hanya dengan mengkoneksikan Arduino ke komputer pengguna yang telah diinstal program computer / software yang dibutuhkan. Dalam pengembangannya, fitur ini bisa dikembangkan lagi untuk menjadi data base yang diperlukan untuk membangun indeks kenyamanan visual pada ruang dalam.
Selanjutnya, pada bagian dalam ruangan di prototipe ini juga dipasang 15 sensor cahaya (lux sensor) untuk mengkaji pengaruh desain bukaan bangunan terhadap tingkat penetrasi daylight ke dalam ruang. 15 sensor ini diletakkan secara tersebar yang merata dengan menggunakan sistem grid sebagai guideline penempatan. Berdasarkan aturan WWR 40%, proporsi bukaan maksimal pada fasad yang diperbolehkan adalah 40%. Namun, dalam prototype ini, untuk memudahkan pemahaman user terhadap tiga faktor yang dikaji, yaitu variasi desain, kenyamanan visual dan penetrasi daylight, rasio besaran bukaan terhadap dinding dikunci sebesar 40%. Metode perancangan yang digunakan dalam proses eksplorasi desain adalah desain parametrik. Desain parametric adalah metode perancangan yang menggunakan variable dan algoritma tertentu untuk mencapai tujuan desain yang diinginkan. Dalam proses perancangan fasad parametric untuk prototipe ini, algoritma yang meliputi rumus luasan geometri dan rasio void : solid yang telah ditentukan. Sedangkan variable yang digunakan meliputi jumlah bukaan yang diinginkan dan perletakannya. Program computer yang digunakan adalah Rhinoceros modelling software dengan Grasshopper plug in.